Minggu, 29 April 2018

Merekat Kebersamaan dengan Tadabbur Alam Komisariat Agrobistek



Dalam rangka perkuat ideologi kader dan kedekatan penguruas, bidang kader komisariat Agrobistek mengemas tujuan tersebut dalam kegiatan Tadabbur Alam. Dengan tema “Agrobistek Merekat Kebersamaan”, kegiatan tersebut dilaksanakan di pantai Watu Ulo, Ambulu, Jember pada Sabtu-Ahad (28-29/04/2018).


Bekerja sama dengan bidang Hikmah dan Sosial Pemberdayaan Masyarakat, Agrobistek juga turut serta menggandeng Majelis Lingkungan Hidup dan Lazismu Jember.
Kegiatan diawali dengan pendirian tenda di tepi pantai. Menjelang sore hari, semua peserta dan panitia melakukan aksi bersih-bersih pantai. Semua nampak antusias dan bersemangat, tak terkecuali Ketua Umum Komisariat Agrobistek yang ikut dalam aksi tersebut.
Tampak hadir dalam kegiatan ini beberapa senior dan alumni komisariat Agrobistek, Ketua dan pimpinan cabang Jember, serta dosen Faperta memberi dukungan semangat serta motivasi. Materi keMuhammadiyahan dan keIMMan yang disampaikan oleh senior sekaligus alumni, Hendra Kurniawan, S.P., Bagus Rangga Sita, S.P., Sigit Purnomo, dan Andreas Susanto selaku pengurus DPD Jatim.

“Jika kalian ingin tau Muhammadiyah itu seperti apa maka cari tau berdasarkan apa yang kalian baca dan lihat. Dan jika kalian  ragu-ragu di sini (IMM), maka lebih baik mundur dari sekarang”. Tegas Hendra Kurniawan dalam pembukaan materinya.

Pendalaman ideologi kader sebagai lanjutan follow up, guna menumbuhkan semangat Fastabiqul khairaat yang menjadi jiwa dalam berIMM. Memberikan gambaran sederhana bagaimana IMM dalam Muhammadiyah dan bagaiamana arah geraknya untuk agama Islam.
Di bawah ribuan kerlip bintang deburan ombak pantai yang menggelegar, nyala merah api unggun yang menghangatkan. Menghiasi malam keakraban yang penuh keharmonisan. Hingga subuh menjelang, mata terbangun dan merasakan ketentraman dengan lantunan-lantunan ayat suci dalam tadarus Al-Qu’ran.



Fajar sirna dan matahari menyapa pagi. Peserta telah bersiap di tepi pantai untuk out bound. Keseruan sangat terasa. Keakraban segera terjalin hampir sempurna. Canda tawa dan kekompakan menyatu dalam tiap-tiap games. IMMawan IMMawati tangguh yang akan segera terbentuk di dalam ikatan.
Matahari menyingsing sejengkal demi sejengkal, hawa panas mulai terasa. Sarapan bersama menambah kelengkapan cerita. Kebersamaan kian terlihat ketika nasi dan lauk pauknya telah tersaji hangat di hadapan, kenikmatan yang harus dibarengi dengan rasa syukur.
Di penghujung rangkaian acara, kegiatan ditutup dengan bakti sosial dengan membagikan sembako pada beberapa asnaf yang ada di sekitar camp. Guna menumbuhkan jiwa humanitas kader, acara tersebut diharapkan juga mampu memberikan pengertian nyata tentang kepedulian sosial.

30/04/2018
            M. Sil

Minggu, 18 Maret 2018

Spirit 54 Tahun. IMM Jember Bertekad Budayakan Literasi



Dalam rangka meningkatkan budaya literasi, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Cabang Jember mengadakan Sarasehan di Aula Dispendik Kabupaten Jember pada Sabtu (17/03/2018). Acara tersebut sebagai bentuk peringatan Milad IMM yang ke 54.
Dengan mengusung tema “Mewujudkan Budaya Literasi pada Era Milenial”, kegiatan yang berlangsung sejak pukul 08.00 WIB ini menghadirkan 3 pemateri yang mumpuni di bidang literasi. Fatur Rachman, salah satu tokoh perwakilan dari Perpustakaan Daerah Jember. Iman Suligi, penggiat literasi pendiri Kampoeng Batja Jember. Lilik Niamah, STP, M.Si, seorang politisi yang kini menjabat sebagai anggota DPRD Komisi D.
Dalam sambutannya Ketua umum IMM Cabang Jember, Fendi Pradana menyampaikan secara substansial bagaimana cara meningkatkan budaya literasi serta buah yang dihasilkan dari literasi itu sendiri. Sarasehan kemudian secara resmi dibuka oleh Kabid Organisasi DPD IMM Jatim Andreas Susanto.
Melihat masih rendahnya budaya literasi di Indonesia, masing-masing pemateri memaparkan pandangan dan pengalamannya sesuai budaya dari IMM. Mengingat ketiga pemateri tersebut adalah aktivis yang dominan  berasal dari Muhammadiyah.
Literasi sendiri memiliki makna luas, bukan hanya sebatas baca tulis saja. Kebiasaan seseorang untuk mampu memanfaatkan informasi yang tersedia bagi kemaslahatan, sehingga alam semesta pun merupakan bagian dari literasi selain 2 sumber dasar yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadits.
5 Konsep literasi islam yang dijabarkan oleh Fatur Rachman, “Terus belajar, tepat memilih, memberi bukan meminta, memanfaatkan bukan madharat, dan lomba yang baik”.  Konsep tersebut disampaikan di dalam forum untuk memberikan gambaran bagaimana literasi yang baik sesuai dengan ajaran Islam.
Petuah lain disampaikan oleh Iman Suligi, “Imagination more important than knowladge”. Beliau bercerita, bagaimana literasi selalu menjadi bagian dari perjalanan hidupnya. Bagaimana beliau selalu mengambil manfaat dari literasi. Kampoeng Batja, adalah bukti dari proses panjang perjuangannya dalam dunia literasi. Beliau berpesan, bahwa membaca harusnya bukan hanya menjadi aktivitas, melainkan karakter. Kemudian dalam closing statementnya penggiat literasi tersebut mengatakan, “jangan malas dalam kenyamanan”.
“Ketika kita membaca, sama halnya dengan menghargai karya orang lain”, pandangan yang disampaikan oleh Ibu Lilik. Sebagai seorang politisi, beliau mengatakan bahwa penyumbang kemiskinan terbesar adalah di daerah perkebunan. Hal tersebut terjadi didukung dengan tingginya angka buta huruf. Dengan adanya maslaah sosial tersebut, beliau memiliki keinginan besar menjadikan Kabupaten Jember menjadi Kabupaten layak anak, dengan pesan dalam slogan yang diucapkannya “Muda, beda, berbudaya”.
Sarasehan dengan ketiga tokoh tersebut, hendaknya menjadi pancaran positif bagi kita aktivis IMM yang dalam geraknya tidak bisa jauh dari yang namanya Literasi. Agar kita selalu terdogma bagaimana mengambil ilmu dari sumbernya, bukan sekadarnya.
Fastabiqul khairaat, Berkompetisis menggapai surga.

Duo srikandi Agrobistek mewakili IMM Jember di Kompetisi Artikel Ilmiah Nasional



Literasi adalah kemampuan individu di dalam mengolah serta memahami informasi pada saat menulis ataupun membaca. Dari pengertian tersebut saja sudah bisa kita lihat bahwa literasi memiliki makna yang kompleks, namun yang menjadi dasar utama dalam pengembangan makna literasi lebih luas adalah kemampuan baca tulis seseorang. Maka dari itu, kesadaran akan budaya literasi harus benar-benar ditanamkan sejak dini.
Namun di era milenial saat ini, ghirah pemuda khususnya mahasiswa untuk membiasakan  membaca dan menulis mulai tergerus dengan semakin berkembangnya teknologi, informasi, dan komunikasi yang membuat mereka seakan-akan apatis dengan yang namanya membaca dan menulis tak terkecuali teman-teman IMM, khususnya IMM Agrobistek. Ya begitulah...jaman now.
IMM Komisariat Agrobistek merupakan komisariat yang terkenal akan nilai-nilai Humanitasnya di IMM jember, hal itu bisa dilihat ketika setiap ada perayaan IMM cabang, hampir 50% peserta yang ada di dalam forum berasal dari komisariat ini. Namun itu semua tidak cukup, sesuai dengan tri kompetensi dasar IMM, yaitu Religiusitas, Humanitas, dan Intelektualitas kami masih minor di 2 aspek yaitu Religiusitas, terlebih lagi intelektualitas
Namun, akhir-akhir ini khalayak IMM Cabang Jember lagi dihebohkan dengan pemberitaan terkait lolosnya 2 immawati Agrobistek, yaitu Immawati Sulik Wahyuni dan Immawati Sutan Cadena di Kompetisi Artikel Ilmiah Nasional yang diadakan oleh DPP IMM dalam rangka memperingati milad IMM ke-54. Ini merupakan sebuah shock therapy, prestasi, dan prestise yang luar biasa bagi IMM Jember khususnya IMM Komisariat Agrobistek. Bagaimana tidak? Mereka yang masih baru mengenal IMM berhasil membuat 33 peserta se-nasional lainnya ter-eliminasi. Terlebih lagi rekam jejak Agrobistek dalam dunia literasi masih sangat minim sekali. Kompetisi Artikel Ilmiah ini diadakan oleh bidang RPK DPP IMM bertemakan “Tradisi Intelektualisme Ulul Albab dalam menjawab tantangan zaman dan kemanusiaan” tentunya kompetisi ini merupakan rangkaian kegiatan untuk memperingati milad imm ke-54.
Usut demi usut, Dua srikandi Agrobistek yaitu immawati sulik dan immawati sutan mengambil topik Upaya Pencegahan LGBT dengan judul artikel “Komunikasi Intrapersonal dan Permainan Tradisional”. Artikel tersebut dilatarbelakangi dengan semakin maraknya wabah LGBT di indonesia, khususnya di jember yang mulai ada komunitas LGBT. Mereka lebih menekankan pencegahan sedari dini dengan lebih mengenalkan konsep permainan tradisional dan bentuk komunikasi secara intrapersonal.
Terlepas dari juara atau tidaknya dua kader IMM Agrobistek, ini merupakan sebuah kebanggan dan prestasi tersendiri bagi IMM Jember terkhusus IMM komisariat Agrobistek. Semoga ini merupakan langkah awal penggugah minat dan semangat para kader IMM Jember dalam budaya Literasi.
Amiin....----Fahrizal